Rabu, 20 Juli 2022

MUNCULNYA G.N.A.I. ADALAH PEMBODOHAN POLITIK

 
Oleh : Ust. Zainal Abdi Alamsyah L.C.
 
Gerakan Nasional Anti Islamophobia (GNAI) adalah sebuah paket khusus yang menjadi buah bibir belakangan ini.
Motifnya sama dengan Gerakan Nasional Pengawas Fatwa Ulama (GNPF-Ulama). Kedua gerakan receh ini sudah ketahuan belangnya sejak awal deklarasi. 
 
Ujung-ujungnya jelas mendukung salah satu kandidat calon presiden RI, tapi itu tidak mempan bagi orang-orang yang sudah dikibuli.
 
Kesuksesan GNPF-Ulama yang membawa Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI nampaknya sudah membayang-bayangi GNAI.
 
Sosok penting dibalik suksesnya GNPF-Ulama yang membuat Anies Baswedan nangkring di kursi DKI-1 adalah Yusuf Martak.
Yusuf Martak sendiri ketika diwawancarai tadi pagi lewat telepon video mengatakan pendapatnya dengan sedikit berkelakar. "GNAI mungkin masih terbayang-bayang oleh kesuksesan GNPF, Tapi apakah GNAI sukses mengantar jagoannya memenangkan Pemilu ?... Nampaknya saya rasa belum bisa sama sekali karena cuma tipu daya belaka" ujar Yusuf Martak dalam wawancara eksklusif.
 
"GNPF masih punya tempat di hati umat Islam, bahkan propaganda-propaganda nya masih berseliweran di media sosial' tapi ini kan lain lagi... Saya juga ikut senang GNAI muncul sebagai kawan perjuangan, tapi saya juga menganggap mereka juga lawan" kata Yusuf Martak.
 
"Saya berpikir bahwa GNPF mendukung GNAI itu sah-sah saja tapi kalau kedua kelompok ini berbeda tujuan meski di jalur yang sama' rasa-rasanya GNAI tidak lebih dari omong kosong" ungkap Yusuf Martak dalam telepon Video.
 
Yusuf Martak sadar bahwa GNPF mulai memiliki rival sekaligus mitra perjuangan karena sama-sama berada di jalur oposisi. Tetapi, kalau GNPF dan GNAI berbeda pilihan soal capres' maka akan ada gesekan diantara keduanya dan makin memperparah situasi.
 
"Seharusnya mereka berdua bisa bekerja sama, tapi masalahnya kalau berbeda pilihan... Itu baru jadi sumber keributan baru" ujar Yusuf Martak.
 
"GNPF tetap konsisten dengan jagoannya, Bpk. Anies Baswedan' tapi kalau nanti GNAI tidak mendukungnya bagaimana ?... Jawabannya jelas GNAI bisa mendukung orang lain' umpamanya mendukung Prabowo Subianto dan itu jelas saya beserta anggota GNPF siap-siap baku hantam" kata Yusuf Martak dengan nada khawatir.
 
Kekhawatiran Yusuf Martak jika GNPF & GNAI tidak sejalan hingga berujung gesekan antar pendukungnya masing-masing' bisa jadi GNAI menjadi duri dalam daging bagi GNPF dikemudian hari karena satu jalur beda visi.
 
"Pendiri GNPF adalah saya sendiri, saya murni seorang oposisi tapi GNAI itu kan pendirinya masih bagian dari Pemerintah' mungkin saya anggap mereka itu boneka penguasa" tegas Yusuf Martak.
Kecurigaan Yusuf Martak dengan hadirnya GNAI dinilai sebagai upaya pelemahan GNPF yang terlebih dahulu eksis sejak 2017 silam.
 
Jika benar GNAI itu boneka pemerintah, maka GNPF harus waspada karena ada unsur penggembosan kekuatan dan harus diawasi perkembangannya.
 
"GNAI bisa dianggap membahayakan eksistensi GNPF, sebab saya dapat kabar bahwa sisa-sisa pengikut PA 212 mulai ikut bergabung dan mulai terjadi pengendoran kekuatan" ujar Yusuf Martak.
"Saya akan bicarakan ini kepada semua anggota untuk tetap konsisten berada di bawah panji GNPF dan tidak tergiur dengan rayuan gerakan lain yang tujuannya tidak sejelas kami" kata Yusuf Martak.
 
CMIIW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar