Alkisah di surga dua orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian sedang berbicara di tepian salah satu sungai di surga.
Dafit : Syukur Alhamdulillah, saya akhirnya masuk surga. Sungguh karunia
yang luar biasa mengingat pengorbananku untuk masuk surga, saudara
Hairil.
Hairil: alhamdulillah. Apa yang kau korbankan sehingga menjadi golongan orang yang menang, saudaraku Dafit?
Dafit: Aku mengorbankan anakku. Beliau saat dewasa lalu pindah agama dan
menjadi seorang penyembah api. Ia musyrik. Dia mengatakan kalau tuhan
ada dua, yang baik dan yang jahat. Jadi saya usir dia dari rumah dan
tidak saya akui lagi sebagai anak saya. Betapa sedihnya saya tapi saya
harus mengikuti perintah Allah. Sekarang saya tidak tahu ia ada dimana.
Hairil:jelas di neraka. Bersama istri saya.
Dafit: kenapa istrimu, wahai Hairil?
Hairil: Saya bias masuk surga karena istri saya. Istri saya pindah agama
ke agama tradisionalnya yang menyembah Latta dan Uzza. Saya sungguh
mencintainya, tapi karena perintah Allah, ia saya ceraikan. Ia lalu
depresi dan bunuh diri. Karena pahala itu saya masuk surga.
Dafit: Alhamdulillah
Subaidi: Assalamu alaikum wr wb
Dafit dan Hairil: Walaikum salam hi ta’ala wabarakatu
Dafit: Dari mana saudara Subaidi?
Subaidi: Saya baru saja ML dengan ke 70 bidadari saya dan kedua istri
saya. Orang hedonis kafir di dunia pasti sangat iri. Hehehe. Sedang
membahas apa ini?
Hairil: Kami sedang membahas kenapa kami bias masuk surga. Oh ya, mau arak? Silakan dipinum. Ini arak asli loh.
Subaidi: Kalau saya masuk surga karena ayah saya.
Dafit: Kenapa ayahmu Subaidi? Apakah ia mengajarkanmu menjadi orang saleh dan bertakwa?
Subaidi: Tidak. Sebaliknya, beliau menjadi ateis.
Hairil: Dia pasti sedang disiksa di neraka jahannam dengan istri saya dan anak kesayangan Dafit bersama orang-orang murtad.
Subaidi: Tidak. Tidak sama sekali. Ia sekarang berada di samping Allah.
Dafit: Ha? Koq bisa?
Subaidi: Lha wong Allah juga ateis.
Didukung oleh : Al Quran surah Al Mujadilah 58:22
“ Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”